BAB I
SEJARAH OSILOSKOP
Kata “osiloskop” berasal dari gabungan dua kata dari bahasa yang berbeda, yaitu “oscillare” yang berasal dari bahasa Latin yang berarti mengayun kebelakang dan kedepan dan “skopein” yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti untuk mengamati, bidik, memeriksa terutama pada pengamatan yang menggunakan penglihatan dan pendengaran.
Ada beberapa penemuan penting yang menandai perkembangan osiloskop, dimana memungkinkan adanya peningkatan dari osiloskop dalam kemampuan menampilkan gelombang listrik.
Osiloskop adalah alat yang digunakan untuk menampilkan sinyal listrik dalam bentuk gelombang. Sinyal listrik dapat berasal dari berbagai sumber seperti generator, amplifier atau peralatan elektronik lainnya. Osiloskop dapat digunakan untuk menganalisis berbagai parameter sinyal Listrik seperti amplitudo, frekuensi dan periode.
BAB II
KOMPONEN OSILOSKOP
Penjelasan Bagian Bagian Osiloskop:
1. Power
Tombol dan symbol untuk ON (I) dan OFF (O). Setelah osiloskop dihidupkan, semua LED menyala dan uji instrument otomatis dilakukan.
2. Autoset – Pushbutton
Menekan sebentar tombol ini akan menghasilkan pengaturan instrument secara otomatis memilih mode Yt. Instrumen diatur ke pengaturan mode Yt yang terakhir digunakan (CH I, CH II, atau Ganda)
Mode SEARCH (SEA) dan DELAY (DEL dan DTR) adalah mode Dimana akan dimatikan secara otomatis.
STORAGE MODE ONLY
Autoset akan secara otomatis memilih refresh mode (RFR) Ketika fungsi SINGLE (SGL) atau ROLL (ROL) sedang beroperasi.
3. RM-LED
Mode kendali jarak jauh dapat diaktifkan atau dinonaktifkan (“RM” LED dark) melalui RS232 interface. Dengan syarat kondisi, LED “RM” menyala, seluruh pengaturan kontrol elektronik pada panel depan tidak aktif.
4. Intens – Readout
Tombol kontrol ini mengatur jejak (A) dan pembacaan intensitas (RO). Memutar tombol searah jarum jam akan menambah intensitasnya, sebaliknya jika memutar tombol berlawanan arah jarum jam akan mengurangi intensitasnya.
Tombol readout memiliki 2 fungsi yaitu:
Yang pertama, jika pembacaan (RO) tidak dimatikan, tekan sebentar tombol readout akan beralih ke intens
Yang kedua, menekan dan menahan tombol readout untuk mematikan atau menghidupkan. Dikondisi mati, tombol fungsi intens tidak dapat diatur ke readout
5. TR- Trimming Potensiometer
Tombol ini dapat diputar dengan obeng kecil
6. Focus
Tombol kontrol ini menngatur ketajaman bagi readout dan trace
7. Stor. On / Hold
Tombol ini berfungsi untuk beralih dari analog ke mode penyimpanan, dan sebaliknya.
8. PTR
Tombol PRETRIGGER ini digunakan untuk menangkap sinyal yang terjadi sebelum terdapat sinyal pemicu. Fungsi ini tidak tersedia dalam mode analog.
9. Penyimpanan Mode
Jika mode digital SINGLE (SGL) belum dipilih, satu dari LED terkait menyala. Penangkapan sinyal dan mode tampilan dapat dipilih dengan menekan salah satu tombol. Fungsi-fungsi ini tidak tersedia dalam mode analog.
Dalam mode ini, terdapat tombol RFR yang berfungsi untuk menangkap daan menampilkan sinyal berulang secara berkala, ENV untuk menentukan dan menampilkan nilai minimum dan maksimum sinyal, AVM sebagai indicator AVM-LED, ROL sebagai indicator mode ROL.
10. SINGLE
Tombol ini berfungsi sebagai sakelar untuk mengaktifkan dan menonaktifkan mode single.
11. Reference
Osiloskop berisi 2 memori referensi yang tidak mudah menguap. Satu sinyal referensi dapat ditampilkan bersamaan dengan sinyal asli. Isi dari referensi tersebut tidak terhapus saat instrument dimatikan.
12. SAVE
Tombol ini berguna untuk menyimpan pengaturan instrument.
13. Y-POS. I
Tombol ini berfungsi untuk mengatur posisi jejak vertikal saluran I.
14. Y-POS. II
Tombol ini berfungsi untuk mengatur posisi jejak vertikal saluran II.
15. NM – AT
Tombol ini berfungsi untuk mengatur NM-LED terkait.
16. TR – LED
LED TR menyala dalam mode Yt (basis waktu) jika kondisi pemicu terpenuhi. LED berkedip atau menyala terus-menerus tergantung frekuensi sinyal pemicu.
17. LEVEL
Kenop level berfungsi untuk mengatur tegangan. Kenop ini bekerja dalam mode analog dan penyimpanan, pengaturan terakhir disimpan dan masih aktif saat DELAY (DTR).
18. X-POS
Kenop kontrol ini memungkinkan pergeseran posisi X dari sinyal dalam mode Yt (basis waktu) dan analog XY. Jika dikombinasikan dengan perbesaran sebesar x, maka akan digeser sejauh x yang akan tampak di tampilan layer. Kenop ini bekerja dalam mode penyimpanan.
19. X-MAG. x10
Setiap kali tombol ini ditekan, LED x10 yang terletak di atas akan menyala atau mati. Jika LED x10 menyala, tampilan sinyal di semua mode Yt (basis waktu) diperluas 10 kali lipat dan akibatnya hanya sepersepuluh dari kurva sinyal yang terlihat.
20. VOLT/DIV
Kenop kontrol ini beroperasi dalam mode di mana saluran I aktif (CH I, DUAL, ADD dan XY) dan kopling input tidak disetel ke ground.
21. CH I – VAR
Menekan sebentar tombol CH I akan mengatur instrument ke mode saluran (Mono CH I).
22. DUAL – XY
Menekan sebentar tombol ini akan beralih ke mode DUAL.
23. TRIG.
Tombol dan LED dinonaktifkan jika pemicuan saluran (listrik) dipilih atau operasi XY dipilih.
24. VOLT/DIV.
Kenop kontrol
untuk saluran II ini memiliki fungsi ganda. Kenop kontrol ini beroperasi dalam
mode di mana saluran II aktif (CH
II, DUAL, ADD dan XY)
dan
kopling input tidak disetel ke ground (GD
(37)).
25. CH II – VAR.
Menekan sebentar tombol CH II akan mengatur instrumen ke mode saluran II (Mono CH II).
26. TRIG. MODE
Menekan tombol atas atau bawah akan memilih pemicunya kopel. Pengaturan sebenarnya ditunjukkan oleh TRIG. MODE-LED (26).
27. DEL. POS.
DEL. POS. berfungsi sebagai pengatur waktu tunda. HO-LED tidak menyala saat waktu tunda diatur ke minimum. HO-LED menyala dan waktu tunggu bertambah.
28. TIME/DIV
Jika tombol ini diputar berlawanan jarum jam, maka koefisien defleksi akan meningkat. Sebaliknya, jika diputar searah jarum jam, maka defelksi berkurang.
29. SEA./DEL
Tombol tekan hanya berfungsi dalam mode analog. Tombol ini digunakan untuk beralih antara tertundan dan tidak tertunda. Mode pengoperasian ini ditunjukkan dalam pembacaan di sebelah kanan indikasi kemiringan.
30. DEL. TRIG. – WAR.
Tombol ini hanya berfungsi dalam mode analog. Dalam kasus mode ”DEL” (DELAY) yang tidak dipicu (29), menekan sebentar tombol akan mengalihkan ke ”DTR” (mode DELAY yang dipicu). Dengan demikian, pengaturan yang sebelumnya aktif, Pemicu otomatis/normal (15), LEVEL pemicu (17), kemiringan pemicu (15) dan kopling pemicu (26) akan disimpan
31. INPUT CH I - (HOR. INP. (X))
Soket BNC merupakan input sinyal pada saluran I (INPUT CH I) untuk defleksi X dalam mode XY. Sambungan luar secara galvanis terhubung ke pembumian instrumen dan kontak pembumian pengaman pada saluran/steker listrik.
32. AC / DC
Kopling input : menekan sebentar tombol ini akan mengalihkan dari kopling input AC (~ simbol) ke DC (= simbol) dan sebaliknya, jika input tidak dialihkan ke GD (33). Pengaturan AC/DC ditampilkan dalam pembacaan dengan koefisien defleksi.
Faktor pemeriksaan : dengan menekan dan menahan tombol akan memilih koefisien defleksi saluran I dalam pembacaan antara 1:1 dan 10:1. Faktor probe ditunjukan oleh simbol probe yang ditampilkan oleh pembacaan didepan informasi saluran. Simbol probe tidak boleh diaktifkan kecuali ×10 probe attenuator (10:1) digunakan.
33. GD - Tombol Tekan
Setiap tombol GD ditekan sebentar, inputnya beralih dari aktif ke tidak aktif dan sebaliknya yang ditampilkan dalam pembacaan sebagai simbol bumi (ground) sebagai pengganti koefisien defleksi dan ~ (AC) atau = (DC) simbol.
Pengaturan GD menonaktifkan sinyal input AC/DC (32) tombol tekan dan kenop VOLTS/DIV (20).
34. Soket Pembumian
Soket ini digunakan sebagai referensi koneksi potensial untuk tujuan pengukuran sinyal DC dan frekuensi rendah dalam mode UJI KOMPONEN. Soket 4mm ini terhubung secara galvanis ke pengaman bumi.
35. INPUT CH II
Soket BNC merupakan input sinyal pada saluran II (INPUT CH II) untuk defleksi Y dalam mode XY. Sambungan luar (tanah) secara galvanis terhubung ke ground instrumen dan kontak pembumian pengaman pada saluran/steker listrik.
36. AC / DC
Kopling masukan : menekan sebentar tombol ini akan mengalihkan dari kopling input AC (~ simbol) ke DC (= simbol) dan sebaliknya, jika input tidak dialihkan ke GD (37). Pengaturan AC/DC ditampilkan dalam pembacaan dengan koefisien defleksi.
Faktor pemeriksaan : dengan menekan dan menahan tombol akan memilih koefisien defleksi saluran I dalam pembacaan antara 1:1 dan 10:1. Faktor probe ditunjukan oleh simbol probe yang ditampilkan oleh pembacaan didepan informasi saluran. Simbol probe tidak boleh diaktifkan kecuali ×10 probe attenuator (10:1) digunakan.
37. GD - INV. - Tombol tekan dengan dua fungsi
· GD
Setiap tombol GD ditekan sebentar, inputnya beralih dari aktif ke tidak aktif dan sebaliknya yang ditampilkan dalam pembacaan sebagai simbol bumi (ground) sebagai pengganti koefisien defleksi dan ~ (AC) atau = (DC) simbol.
Pengaturan GD menonaktifkan sinyal input AC/DC (36) tombol tekan dan kenop VOLTS/DIV (24).
· INV
Menekan dan menahan tombol ini akan mengalihkan saluran II membalikkan (INV) fungsi aktif atau nonaktif. Kondisi terbalik “on” ditunjukkan dengan pembacaan garis horizontal diatas “Y2” (mode YT) atau “Y” (mode XY). Fungsi membalikkan menyebabkan tampilan sinyal saluran II dibalik.
38. TRIG. EKS. / INPUT (Z)
Soket BNC sebagai input sinyal pemicu eksternal dimana ketika tombol TRIG (23) ditekan hingga TRIG. “EXT” – LED (23) menyala maka mengaktifkan input pemicu eksternal. Kopling pemicu bergantung pada pengaturan TRIG MODE (26).
Jika tidak ada UJI KOMPONEN atau kopling pemicu eksternal (TRIG. EXT) dipilih, soket beroperasi sebagai Z (modulasi intensitas jejak) masukan.
Berikut kontrol untuk pembacaan yaitu penguji komponen dan kalibrator gelombang persegi.
39. PRINT / MENU
Tombol akan mencetak ketika osiloskop terhubung ke eksternal antarmuka HAMEG HO79-6 dan versi perangkat lunak yang diinstal pada HO79-6 tidah boleh <V2.00
· MENU
Menekan dan menahan tombol akan mengaktifkan tampilan dari MENU UTAMA. Ini berisi submenu SETUP, CALBRATE dan HO79 jika terhubung.
Setelah menu ditampilkan berikut tombol penting nya :
1. SIMPAN dan INGAT (12) tombol tekan
Menekan sebentar tombol ini akan memilih submenu atau item didalamnya submenu.
2. SIMPAN (12) dan fungsi SET tombol tekan
Menekan dan menahan tombol SAVE (12) akan memanggil (mengatur) menu atau item yang dipilih sebelumnya. Ditandai dengan ON/OFF pengaturannya berubah dari ON ke OFF atau sebalikanya.
Ketika beberapa fungsi yang dipanggil tidak dijalankan dan peringatan ditampilkan maka fungsinya dapat dipanggil dengan menekan dan menahan tombol SAVE (Fungsi SET), jika fungsiya secara tidak sengaja maka dapat dibatalkan dengan menekan tombol AUTOSET(3).
3. Tombol tekan AUTOSET (3)
Setiap tombol AUTOSET ditekan menu dialihkan muncur satu langkah hingga MENU UTMA muncul ditampilkan. Dan ketika tombol AUTOSET ditekan sekali lagi akan menonakifkan pengoperasian menut dan AUTOSET secara otomatis diatur ke fungsi normal.
40. ON/OFF - CH I/II
· HIDUP/MATI
Menekan dan menahan tombol akan mengalihkan kedua kursor garis hidup atau mati. Karena garis kursor adalah bagian dari pembacaan, hanya terlihat jika pembacaan diaktifkan.
· CHI/II
Fungsi ini diperlukan dan tersedia dalam DUAL dan Mode XY dikombinasikan dengan pengukuran ÿV (42). Menekan sebentar tombol akan memilih antara defleksi koefisien saluran I dan saluran II. Yang diukur hasilnya ditampilkan dengan pembacaan “ÿV1…” atau “ÿV2…”.
Dalam mode XY instrumen secara otomatis diatur ke ÿV pengukuran. Dalam mode ini biasanya ada dua sinyal diterapkan menyebabkan defleksi X dan Y.
Dalam mode mono CH I atau CH II , hanya satu koefisien defleksi hadir dan tidak ada persyaratan untuk memilih di antaranya koefisien defleksi yang berbeda. Akibatnya ini fungsi dinonaktifkan jika dikombinasikan dengan pengukuranÿV.
· 1/ 1/ÿt
Menekan sebentar tombol akan memilih antara waktu dan pengukuran frekuensi, jika fungsi ÿV tidak ada.
41. TRK - KURSOR
Menekan sebentar kedua tombol ON/OFF secara bersamaan - CH I/II - 1/ÿt (40) dan I/II - ÿV/ÿt (42) beralih dari operasi garis kursor tunggal ke mode trek dan sebaliknya. Dalam mode TRK (trek) kedua garis kursor ditunjukkan sebagai aktif (kedua garis putus-putus tidak terputus).
42. I/II - ÿV / ÿt
· I/II
Menekan sebentar tombol ini akan mengubah kursor aktif (label kontrol) dalam urutan I - II - I, jika mode TRK (trek) tidak aktif. Kursor yang aktif ditandai dengan tanda terus menerus garis putus-putus.
· ÿV / ÿt
Menekan dan menahan tombol tekan ini akan mengubah voltase ke pengukuran waktu (atau frekuensi) dan sebaliknya. Di XY mode instrumen secara otomatis diatur ke ÿV, sebagai basis waktu dinonaktifkan dan akibatnya waktu atau frekuensi pengukuran tidak dapat dilakukan.
43. KURSOR
Garis kursor yang aktif (pada mode track: kedua garis) dapat berupa digeser ke arah yang diinginkan, hingga batas graticule tercapai. Ditandai dipanel depan dan bergantung pada pengukuran yang dipilih ((ÿV, ÿt atau 1/ ÿt = f).
44. KAL.
Sinyal gelombang persegi 0,2Vpp ±1% tersedia dari soket untuk tujuan penyesuaian probe. Frekuensi sinyal tergantung pada pengaturan tombol tekan.
Jika tombol dilepaskan, kira-kira. 1kHz dan bisa dialihkan (ditekan) ke kira-kira. 1MHz. Denyut nadi faktor tugas mungkin menyimpang dari 1:1 dan frekuensinya tidak dikalibrasi.
45. CT
Menekan tombol akan mengalihkan instrument dari osiloskop ke mode uji komponen dan sebaliknya.
BAB III
PENGGUNAAN OSILOSKOP
1. Kalibrasi Osiloskop
a. Hidupkan osiloskop dan tunggu beberapa saat sampai pada layar akan muncul berkas electron
b. Atur posisi sinyal pada layar sehingga terletak di tengah-tengah.
c. Hubungkan input kanal A dengan terminal kalibrasi yang ada pada osiloskop.
d. Amati bentuk gelombang dan tinggi amplitudonya. Amplitudo sinyal
kalibrasi harus sesuai dengan yang tertera pada oscilloscope, yaitu sebesar 2
Vp-p
e. Ukur tegangan serta periodanya untuk variasi nilai volt/div dan time/div
f. Ulangi langkah-langkah di atas untuk input kanal B oscilloscope
Tidak ada komentar:
Posting Komentar