Berikut ini merupakan blok diagram yang
menggambarkan hubungan antara sinyal kesalahan dengan keluaran kontroller.
Keluaran kontroller diferensial atau kontrolller turunan memiliki sifat seperti halnya suatu operasi derivatif. Perubahan yang mendadak pada masukan kontroller, akan mengakibatkan perubahan yang sangat besar dan cepat. Aksi kontroller turunan , sering disebut juga kontrol laju (rate control), karena besar keluaran kontroler sebanding dengan laju perubahan sinyal kesalahan penggerak.
Gambar 1. Blok diagram Kontroller Differensial
Keluaran kontroller diferensial atau kontrolller turunan memiliki sifat seperti halnya suatu operasi derivatif. Perubahan yang mendadak pada masukan kontroller, akan mengakibatkan perubahan yang sangat besar dan cepat. Aksi kontroller turunan , sering disebut juga kontrol laju (rate control), karena besar keluaran kontroler sebanding dengan laju perubahan sinyal kesalahan penggerak.
Gambar berikut
ini menyatakan hubungan anatar sinyal masukan dengan sinyal keluaran kontroller
differensial. Ketika masukkannya tidak mengalami perubahan , maka keluaran
kontroller juga tidak mengalami perubahan, sedangkan apabila sinyal masukan
berubah mendadak dan menaik, maka keluaran menghasilkan sinyal berbentuk
impulse. Jika sinyal masukan berubah naik secraa perlahan , maka keluarannya
justru merupakan fungsi step yang besar magnitudnya sangat dipengaruhi oleh
kecepatan naik dari fungsi ramp dan faktor konstanta diffrensialnya Td.
Gambar 2. Kurva waktu hubungan imput output kontroller
differensial
Disamping mempunyai keunggulan dalam mendahului , aksi kontrol
turunan mempunyai kelemahan dalam hal memperkuat sinyal desing (noise) sehingga
dapat menimbulkan pengaruh saturasi pada aktuator.
Aksi kontrol turunan
cenderung menghilangkan atau memperkecil kesalahan keadaan tunak dari respon
terhadap berbagai masukan. Walaupun kontrol turunan tidak mempengaruhi
kesalahan keadaan tunak secara langsung , akan tetapi menambah redaman sistem
sehingga memungkinkan penggunaan harga penguatan yang lebih besar sehingga akan
memperbaiki ketelitian keadaan tunak.
Karena kontrol
turunan bekerja berdasarkan laju perubahan kesalahan penggerak, bukan
berdasarkan pada kesalahan penggerak itu sendiri, serta
kerja kontroller diferensial hanyalah efektif pada lingkup yang sempit, yaitu hanya
efektif pada periode peralihan atau periode transien. Oleh sebab itu, jenis kontroller
diferensial ini tidak dapat digunakan sendirian . Kontrol turunan selalu
digunakan bersama – sama dengan kontroller lain dalam sistem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar